Five Minds For The Future … bekal dari Howard Gardner

Sebenarnya sudah banyak yang menulis tentang Five Minds for The Future dari Gardner ini, namun memang dikarenakan topik yang tidak njelimet dan teori yang begitu pas membuat tulisan topik ini selalu dijadikan bahan dasar pemikiran dan tindakan dalam segala bidang. Ok silahkan disimak. Enjoy !!!

Prof Howard Gardner membuat teori bentuk atau jenis pemikiran atau kecerdasan yang diharapkan akan menjadi asset paling berharga dan bagaimana mengolahnya serta memanfaatkannya dalam berbagai segi kehidupan.

Diagram Five Minds For The Future

I. DISCIPLINE MIND – Kerangka Dasar atau Kerangka Utama Kecerdasan/Pemikiran

Seseorang harus memiliki paling tidak satu disiplin ilmu atau kerangka berpikir yang sangat dikuasai untuk memecahkan masalah di segala hal. Disiplin Mind juga berarti seseorang harus selalu melatih keahliannya tersebut untuk meningkatkan performansinya.

Keahlian itu sendiri tidak bisa dicapai dalam waktu singkat, butuh waktu. Namun seiring sejalan peningkatan dan penambahan area keahlian seseorang maka pemecahan masalah pun bisa lebih terarah dan lebih mudah jika menerapkan discipline mind tersebut karena dilandasi oleh kerangka berpikir yang tepat dan keahlian yang mumpuni.

II. SYNTHESIZING MINDMensinergikan Ide dan Pemikiran dari Disiplin Ilmu Yang Berbeda

Seseorang harus mampu menggabungkan berbagai pola pemikiran dan disiplin ilmu agar dapat mengumpulkan informasi dan pengetahuan seluasnya dari berbagai macam sumber serta melahirkan berbagai macam ide dan ilmu pengetahuan baru yang bermanfaat. Oleh karenanya seseorang dituntut untuk dapat mensinergikan berbagai macam disiplin ilmu, pengetahuan, serta kerangka berpikir. Kemampuan untuk mensinergikan tersebut sangatlah vital untuk masa sekarang dan masa depan karena merupakan keahlian dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang inovatif.

III. CREATIVITY MINDMembuka Tabir dan Memecahkan Masalah Melalui Kreativitas dan Ide Inovatif

Seseorang dituntut harus memiliki kreativitas berpikir. Kreativitas tersebut digunakan untuk membantu pemecahan masalah diluar cara yang sudah ditentukan sebagai alternative pemecahan masalah juga kemampuan membuat terobosan baru. Kreatifitas disini juga adalah suatu kemampuan menciptakan sesuatu yang tidak bisa diidentifkasi komponennya. Kreativitas tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi sehingga diharapakan para pemimpin sangat mengerti akan kunci kreativitas berpikir tersebut sehingga dapat respek akan ide-ide kreatif, membuka ruang dan kesempatan serta menciptakan atmosfer yang mendukung.

IV. RESPECTFUL MIND – Penghargaan Perbedaan Dengan Orang Lain

Seseorang yang harus memiliki Respectful Mind agar dapat menerima dan menghargai pendapat dan perbedaan dengan orang lain, agar dapat bekerja sama, dan mampu menciptakan suasana keterbukaan dan hubungan timbal-balik serta tenggang rasa dan toleransi.

Sangat penting untuk ditanamkan pemikiran bahwa hak dan kewajiban serta kemauan seseorang itu terbatas oleh hak, kewajiban, dan kemauan orang lain. Sehingga apabila pemikiran itu bisa diterapkan maka setiap orang sudah memiliki respectful mind yang diharapkan.

Pekerjaan yang dilakukan dalam tim pun dapat secara langsung atau tidak langsung membangun respectful mind orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dan bukan tidak mungkin kekuatan kerja dari tim tersebut bisa berkurang atau hilang sehingga gagal jika tidak memiliki respectful mind yang tinggi.

V. ETHICAL MIND – Berpikir untuk orang lain demi kepentingan bersama

Adalah kemampuan/kecerdasan seseorang untuk berpikir diluar keinginan pribadi dan diluar kemampuan diri yang telah dimiliki. Sebenarnya ethical mind ini sangat erat hubungannya dengan respectful mind dan synthesizing mind, serta creativity mind.

Seperti dasar pemikiran respectful mind bahwa hak, kewajiban, serta kemauan seseorang terbatas oleh hal yang sama dari orang lain, maka ethical mind pun seperti itu sehingga dia sangat tahu dimana menemaptkan diri dan bersikap serta apa yang boleh dan dapat diperbuatnya. Seseorang yang memiliki ethical mind itu tentunya sangatlah cerdas karena dia harus dapat respect ke lingkungan sekitar sehingga dengan kemampuannya dapat bekerjasama dan mensinergikan berbagai pengetahuan dipadu dengan creativity mind yang dimiliki. Dia juga sangat tahu bagaimana caranya menerapkan segala pemikirannya pada lingkungannya dimana hal ini dimungkinkan karena dia memiliki pengetahuan di luar kemampuan yang sudah dimiliki sendiri tersebut.

VI. Studi Kasus

Berikut beberapa kasus yang berkaitan dengan etika profesi dan teori gardner diatas:

1. Kasus susu formula untuk bayi dan anak-anak yang dikabarkan terkontaminasi oleh suatu bakteri. Yang menjadi perhatian saya disini bukan kepada benar tidaknya kabar tersebut, susu merk apa saja, ada korban atau tidak, dsb. Namun lebih kepada tim peneliti yang menemukan bakteri tersebut. Ternyata disinyalir bahwa diantara anggota tim peniliti itu terdapat dokter hewan yang juga ikut meneliti. Nah oleh beberapa pihak termasuk Menteri Kesehatan karena alasan tersebut hasil penelitian pun dianggap tidak valid. Padahal tim itu adalah tim resmi yang dibiayai oleh APBN segala kegiatannya. Benturan etika yang menjadi perhatian disini adalah profesi dokter hewan yang ikut meneliti kandungan susu formula yang seharusnya dikerjakan oleh dokter bidang lainnya. Ironisnya hasil penelitian pun tidak diumumkan secara transparan dan membuah gundah konsumen. Disini pun terjadi pelanggaran etika.

2. Kasus mahalnya obat AIDS. Mengapa mahal padahal seharusnya murah karena obat itu sangat penting dan dibutuhkan diseluruh dunia mengingat ganasnya penyakit AIDS. Disatu sisi memang harusnya jadi murah tapi terbentur oleh biaya penelitian yang melibatkan banyak orang, membutuhkan tenaga, waktu dan pikiran yang tidak sedikit sehingga cukup beralasan obat tersebut menjadi mahal. Disini menjadi terjadi benturan etika, dimana dan etika profesi dokter dan peneliti beserta semangat menolong harus berhadapan dengan pembiayaan atas kerja yang telah dilakukan. Solusi yang mungkin adalah adanya kompetitor lain yang juga membuat obat yang sama, sehingga terjadi kompetisi harga obat nantinya yang diharapkan dapat mengurangi harga obat tersebut.

3. Kasus yang berbeda dengan Microsoft. Selama ini Bill Gates beserta Microsoftnya sangat mendominasi pasar operating system komputer. Tapi dengan harga yang begitu tinggi dan didorong kebutuhan maka terjadilah pembajakan atas produk Microsoft. Disinilah letak pelanggaran etika profesinya, banyak para akademisi, ahli teknik, pejabat tinggi, dsb yang melakukan pelanggaran kode etik dengan memasang software Microsoft bajakan. Harga yang mahal bukanlah kesalahan dari Microsoft, karena sekarang sudah banyak software pesaing yang gratis. Tinggal pilih saja. Namun ironisnya tetap saja terjadi pelanggaran etika yaitu pembajakan walaupun pihak Microsoft telah memberikan berbagai kemudahan kepada konsumennya.

4. Sebagai contoh kasus etika profesi dan ethical mind adalah kasus penghapusan perbudakan oleh presiden AS – Abraham Lincoln. Pada masa pemerintahan beliau terjadi pertentangan antara Amerika bagian Utara dan Amerika bagian Selatan mengenai perbudakan. Presiden Lincoln waktu itu termasuk yang menentang perbudakan. Dia ingin menghapus perbudakan namun itu berarti dia harus melawan setengah rakyat Amerika. Disinilah terjadi benturan etika profesi dan dibutuhkan seseorang yang memiliki ethical mind. Dan Lincoln memiliki itu. Peperangan yang sempat terjadi karena benturan ini mengakibatkan banyak korban. Akhirnya dengan ethical mind-nya Lincoln memutuskan untuk membuat dulu undang-undang yang nantinya dapat digunakan sebagai payung hukum untuk menghapus perbudakan diseluruh bumi Amerika dan menghentikan peperangan saudara Utara dan Selatan yang sempat terjadi. Namun begitu walaupun perbudakan terhapuskan karena undang-undang tersebut, jalan legitimasi perundangan tersebut tidaklah semulus yang diperkirakan. Sampai saat ini pun rasisme terselubug sebagai kelanjutan dari perbudakan itu masih ada di Amerika Serikat.

VII. Penutup

Sebagai penutup beberapa hal yang dapat disampaikan adalah:

Tiga pemkiran awal adalah termasuk yang berhubungan dengan pemikiran yang kognitif dan dua terakhir berhubungan dengan relationship dengan orang lain. Karena itu dua terkahir itu sangat penting untuk dimiliki dalam kerjasama melakukan sesuatu pekerjaan.

Bahwa nilai kelima kemampuan atau kecerdasan di atas hanya dapat terlihat dan terbukti melaui pencapaian dan kinerja yang otentik. Kadangkala terjadi benturan diantara kelimanya misalnya antara respectful mind dan creativity mind. Maka dibutuhkan pengertian yang kuat akan masing-masingnya sehingga benturan tersebut dapat terhindar bahkan kalau bisa dapat disinergikan.

Demikian kiranya knowledge sharing saya kali ini. Semoga manfaat !!!

Salam hangat,
Ridzal
081-7997.0505
emridz[at]gmail.com

4 Responses to Five Minds For The Future … bekal dari Howard Gardner

  1. Andos berkata:

    Terima kasih buat artikelnya mas, permisi copy ya, untuk tugas kampus.

  2. Ridzal berkata:

    Silahkan, asal ingat kode etik penyaduran atau referensi penulisan, agar url blog saya ini disertakan dalam bagian referensi di tugas anda. Saya percaya anda memiliki respectful dan ethical mind yg tinggi dan bisa menghargai hasil tulisan saya.

    Terimakasih.

  3. Ida berkata:

    pembahasannya lengkap disertai dengan contoh2 kasus.terima kasih pak

  4. Ridzal berkata:

    Terimakasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat. Untuk kasus kalo anda paham teori tersebut maka akan sangat mudah menemukan kasus-kasus yang berkaitan dengan teori tersebut. Good luck

Tinggalkan Balasan ke Andos Batalkan balasan